Makalah Manfaat Protein Bagi Tubuh
Pemicu I
Manfaat Protein Bagi Tubuh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata
Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini
diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880),
karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme.
Protein adalah senywa organik
yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta merupakan
polimer dari alfa asam-asam amino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat
tunggal, serta molekulnya sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh
karena protein tersusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung
unsur-unsur seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H, O, N
dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti misalnya S, P, Fe, atau
Mg.
Protein adalah bagian dari semua
sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian
tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan
darah, matriks interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino
yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim,
hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
2. Apa ciri molekul protein ?
3. Jelaskan Komposisi kimia ?
4. Jelaskan penggolongan, struktur dan denaturasi protein ?
5. Jelaskan asam amino protein ?
6. Jelaskan fungsi protein ?
7. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein ?
8. Jelaskan sumber-sumber protein?
9. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?
C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar mahasiswa:
1. Dapat mengetahui defenisi protein.
2. Dapat mengetahui ciri molekul protein.
3. Dapat mengetahui Komposisi kimia.
4. Dapat mengetahui Penggolongan, struktur dan denaturasi protein.
5. Dapat mengetahui Asam amino protein.
6. Dapat mengetahui Fungsi protein.
7. Dapat mengetahui Pencernaan dan metabolisme protein.
8. Dapat mengetahui Sumber protein.
9. Dapat mengetahui Akibat kekurangan dan kelebihan protein.
BAB II
PEMBAHASAN
- Defenisi Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti
“yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan
enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural
atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji)
dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh JÃ’ns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
B. Ciri Makromolekul Protein
Protein adalah makromolekul
polipeptida yang tersusundari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptide, bobot molekul tinggi. Suatu molekul protein disusun oleh
sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan. Rantai
polipeptida sebuah molekul protein mempunyai satu konformasi yang sudah
tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli,
sangat stabil sehingga memungkinkan protein dapat diisolasi dalam keadaan
konformasi aslinya itu.
Kebanyakan protein merupakan
enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural
atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji)
dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Semua jenis protein terdiri dari
rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein mempunyai
jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein terdapat baik
pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti
mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang
berbeda-beda tergantung pada tempatnya.
2.Susunan kimia yang khas, Setiap protein individual merupakan senyawa murni
3.Umumnya terdiri atas 20 macam
asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu dengan yang lain dalam
variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan
peptida merupakan ikatan antara gugus α-karboksil dari asam amino yang satu
dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
4. Terdapatnya ikatan kimia lain,
yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi
struktur tiga dimensi protein.
Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau elektrostatik dan ikatan Van Der Waals.
1. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti ph, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, dan deterjen.
2. Umumya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
C. Komposisi Kimia Protein
Protein adalah molekul makro yang
mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri
atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen.
Beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur,
iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat
didalam semua protein akan tetapi tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak.
Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan berat glukosa yang besarnya 180. Ada 20 jenis asam amino yang diketahui terdiri atas 9 asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan 11 asam amino nonesensial.
D. Penggolongan, Struktur dan Denaturasi Protein
1. Penggolongan
Protein Berdasarkan Bentuk dan sifat fisik Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :
Protein Globular berbentuk bola
terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi
cepat dan bersifat dinamis, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi
garam serta mudah mengalami denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan
protein darah, insulin, albumin, globulin plasma, kasein dan banyak ensim..
- Protein serabut (fibrous),
Terdiri atas beberapa rantai
peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk molekul panjang seperti
serat atau serabut, tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh.
Contohnya meliputi kolagen, miosin, fibrin, gluten, elastin dan keratin
pada rambut, kuku, dan kulit.
2. Penggolongan protein berdasarkan kelarutannya
- Albumin : Larut dalam air dan larutan garam. Tidak mempunyai asam amino khusus, misalnya albumin telur dan albumin serum.
- Globulin: Sedikit larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam. Tidak mempunyai asam amino khusus misalnya, Glutenin (gandum), orizenin (padi).
- Prolamin: Larut dalam 70 – 80 % etanol tetapi tidak larut dlm air dan etanol absolut. Kaya akan arginin, misalnya Gliadin/gandum, zein/jagung.
- Histon
-
Skleroprotein
-
Protamin
3.Penggolongan protein berdasarkan kandungan senyawa bukan hanya protein
a.Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor,
misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur.
b.Kromoprotein: Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu.
c.Fosfoprotein: Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada kuning telur.
d.Protein Koenzim: Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
e. Lipoprotein: Mengandung asam lemak, lesitin.
f.Metaloprotein: Mengandung unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg).
g.Glikoprotein: Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air
liur), oskomukoid (pada tulang).
h.Nukleoprotein Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder) misalnya pada jasad renik.
4.Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologi
1.Enzim (ribonukease, tripsin)
2.Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3.Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum,
ovalbumin/telur, kasein/susu, feritin/jaringan
hewan)
4.Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5.Protein
Struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6.Protein
Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
7.Protein
Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
5.Struktur Protein
Ada 4 struktur protein antara lain:
a. Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai
polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh ikatan kovalen antara
residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida. Struktur primer
dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa
organik.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh
bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi
sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi
karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H
dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya
konfirasi spiral yang disebut struktur helix.
c. Struktur tersier
Struktur tersier ditentukan oleh
ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk tiga
dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.
6. Denaturasi Protein
Protein dapat mempertahankan
kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik dan kimianya dipertahankan. Jika
lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau mengalami perubahan sifat (
denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan
kuarternya sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.
a. Kesesuaian bentuk protein
bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat senitif terhadap
perubahan PH dan suhu.
b. Paparan singkat pada suhu yang
tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam atau basa kuat dalam periode waktu yang lama
akan menyebabkan denaturasi karena ikatan hidrogen ruptur.
E.Asam Amino Protein
Asam amino terdiri atas atom
karbon yang terikat pada suatu gugus karboksil ( - COOH ) satu gugus amino ( -
NH2 ), satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus radikal ( - R ), atau
rantai cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino dibawah ini ;
a. Klasifikasi Asam Amino
1) Asam amino mengandung
sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu gugus amino
(-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada atom karbon yang sama.
Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R.
a. Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.
b. Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.
2) Asam-asam amino bergabung
untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi) antara gugus karboksil
dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lain.
b. Klasifikasi Asam Amino Menurut
Esensial dan Tidak Esensial
Dr. William Rose, (1917) seorang
peonir dalam penelitian protein dengan menggunakan berbagai campuran asam amino
dan meneliti pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam
amino dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial. dalam
penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan binatang ( tikus
) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis tubuh , asam amino ini
dinamakan asam amino esensial. Asam amino lain dinamakan asam amino tidak
esensial. Asam amino tidak esensial juga penting untuk pembentukan protein
tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak terdapat dalam tubuh dapat disintesis
tubuh dalam jumlah yang diperlukan.
Ternyata ada sembilan jenis asam
amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis tubuh, yang
berarti harus ada dalam makanan sehari-hari.
Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
Tabel. Pengelompokan asam amino
F. Fungsi Protein
1.Sebagai biokatalisator (enzim). Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalis, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organik didalam sel dikatalis oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim , masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan.
2.Sebagai protein transport
contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan
disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.
3.Protein transport didalam
plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke
organ lain. Hemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen ketika darah
melalui paru-paru, dan membawa oksigen ke jaringan periferi. Plasma darah
mengandung lipo protein. Yang membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein
transport lain terdapat didalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk
mengikat dan membawa glukosa, asam amino dan nutrien lain melalui membran
menuju kedalam sel.
4.Sebagai pengatur pergerakan.
Protein merupakan komponen utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua
molekul (aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran.
5.Sebagai penunjang mekanis.
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada
persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada protein keratin.
6.Pertahanan tubuh dalam bentuk
antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam
tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain.
7.Sebagai media perambatan impuls
saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor misalnya rodopsin suatu protein
yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
8.Protein Nutrien dan Penyimpan.
Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan embrio tanaman, terutama protein biji dari gandum, jagung dan
beras.
9.Protein Pengatur. Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya, hormon pertumbuhan dari pituitary dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca++ dan fosfat juga.
G. Pencernaan dan Metabolisme Protein
1. Pencernaan Protein
Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida.
a.Lambung
Pencernaan atau hidrolisis
protein dimulai didalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein
(proses denaturasi), sehingga enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida.
Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di
lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran
polipeptida, proteose dan pepton.
b.Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan
didalam usus halus yang berasal campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan
cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor
protease seperti tripsinogen,
kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini
menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus
halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen
tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif. Perubahan ini
juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu Tripsin
dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas.
Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif;
prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan
elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida
menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi
asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis
ikatan peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.
Hasil pencernaan terjadi setelah
memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa
usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi
asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus
halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan
membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya
c.Ringkasan pencernaan protein
2.Metabolisme Protein
a. Absorpsi dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein
terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas
menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat
sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi
memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam
amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke
sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa
usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan
protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive
protein ).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.
b. Katabolisme protein
Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan
langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino
sehingga membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke
peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum
yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah.
Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari
asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein
jaringan tubuh.
2. Osidasi asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang
tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus
asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa
(glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.
Karbohidrat dan lemak adalah “
cadangan protein “ dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi.
Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai
mengkatabolis protein.
c. Anabolisme protein
1. Sintesis protein
Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen. Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Protein digabungkan dari asam
amino menggunakan informasi dalam gen. Setiap protein memiliki urutan asam
amino unik yang ditetapkan oleh nukleotida. Dengan kode genetika maka kumpulan
tiga set nukleotida yang disebut kodon dan setiap kombinasi tiga nukleotida
membentuk asam amino, misalnya AUG (adenine – urasil – guanin) adalah kode
untuk methionine.
Karena DNA berisi empat
nukleotida, total jumlah kemungkinan kodon adalah 64. Oleh karena itu, ada
beberapa kelebihan dalam kode genetik, dan beberapa asam amino dapat ditentukan
oleh lebih dari satu codon. Kode gen DNA yang pertama di transkripsi menjadi
pra – messenger RNA (mRNA) oleh enzim seperti RNA polymerase. Sebagian besar
organisme maka proses pra-mRNA (juga dikenal sebagai dasar transkrip)
menggunakan berbagai bentuk pasca transcriptional modifikasi untuk membentuk
mRNA matang, yang kemudian digunakan sebagai template untuk sintesis protein
oleh ribosome. Dalam prokariotik mRNA yang dibuat bisa digunakan segera, atau
diikat oleh ribosome setelah dipindahkan dari inti sel. Sebaliknya, eukariotik
membuat mRNA di inti sel dan kemudian memindahkan ke sitoplasma, dimana
sintesis protein yang kemudian terjadi. Laju sintesis protein yang lebih tinggi
dapat
Proses yang sintesis protein dari
mRNA template dikenal sebagai translasi/terjemahan. mRNA yang diambil ke
ribosome kemudian membaca tiga nukleotida dan mencocokan kodon dengan pasangan
antikodonnya yang terletak pada RNA transfer yang membawa asam amino sesuai
dengan kode kodon. Enzim aminoacyl tRNA synthetase menyusun molekul tRNA dengan
asam amino yang benar. Polipeptida berkembang yang sering disebut rantai
peptida. Protein selalu dibiosintesiskan dari N-terminal ke C-terminal.
Ukuran panjang sintesis protein
dapat diukur dengan melihat jumlah asam amino yang berisi dengan total massa
molekul, yang biasanya dilaporkan dalam unit daltons (identik dengan unit massa
atom), atau turunan unit kilodalton (kDa). Yeast protein rata-rata panjangnya
adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa. Protein terbesar adalah titins,
komponen dari otot sarkomer, dengan massa molekular hampir 3.000 kDa, dan total
panjang hampir 27.000 asam amino.
D. Sumber protein
Bahan makanan hewani merupakan
sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai
dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang
kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi
tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan.
Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :
1. Sumber protein hewani.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan jenis burung lain merupakan sumber protein yang berkualitas baik.
2. Sumber protein nabati.
Sedangkan protein nabati terdapan dalam biji-bijian, kacang-kacangan dan gandum. Satu gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori.
E. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
1. Akibat Kekurangan Protein
- Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
Yang paling buruk ada yang disebut Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai anemia.
- Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A.
2. Akibat Kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak
menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga
dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain
terutama pada bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum
darah, dan demam,
Protein secara berlebihan tidak
menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak
sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan
untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan
masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan
hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan
menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum
darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula
dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas
yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi
(AKG) untuk protein.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1.Protein adalah molekul makro
yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein
terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam
ikatan peptida.
2.Penggolongan protein
berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein serabut (fibrous).
Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein
tersier, dan protein kuartener.
3.Fungsi protein antara lain ;
Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport, Sebagai pengatur
pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi,
Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan. Dan
pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme
protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein, katabolisme protein,
dan anabolisme protein.
4.Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
B.Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Pemula. jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC), 2003.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Murray, Robert K. Daryl K.
Granner. Victor W. Radwell. Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokeran (EGC), 2009.
Comments